Selama ini Ma dan keluarga di rumah ga pernah mudik lebaran, kecuali kalo lagi sekolah. Kenapa? Karena rumahnya ya di Palembang, keluarganya hampir semua di Palembang. So it’s safe to say that ya kampung halamannya ya di Palembang. Jadi tiap lebaran ya dirayain di rumah aja.
Sampai tahun ini. Tahun ini kami sekeluarga pergi ke Jogja. Narasi resminya sih mau nemenin Sara yang mau mulai rotasi sekolah sub Radiologi Intervensi-nya di Sardjito. But we all know what’s the main reason were the second our parents suggested us this plan.
Ini tahun pertama kami lebaran tanpa nekno. Ma sejujurnya berat banget buat nulis panjang lebar tentang nekno tanpa kerasa sedih banget atau nangis lagi, makanya udah jalan empat bulan nekno meninggal Ma belom sanggup nulisnya di blog. We carried on with life as if we’ve cried enough, we mourned enough, we grieved enough. Apparently it’s still there.

Nekno bisa dibilang sebagai salah satu tetua yang masih ada dari keluarga Mama sekitar sepuluh tahun terakhir, jadi setiap lebaran keluarga Mama yang dateng mostly mau nyamperin nekno. Nekno juga memorinya bagus banget, hampir ga ada keluarganya yang beliau lupa. Yang bermasalah cuma badannya aja, memori masih oke. Jadi masih bisa diajak ngobrol tipis tipis.
Jadi, kebayang aja kalo lebaran ini, lebaran perdana setelah COVID reda dan orang udah bisa bertamu, mendadak beda suasananya setelah nekno ga ada. Pastinya beda. Perasaan itu yang rasanya berat banget.
Sebenernya kami di rumah bukan tipe keluarga yang sering cerita tentang perasaan atau hal hal emosional, termasuk tentang gimana kita masing masing coping dengan kehilangan nekno. Sempet pas awal awal Ramadhan Ma mikir “Wah ini tahun pertama ga ada nekno, yang lain berasa gak ya? Apa Ma sendiri aja yang emo begini?” dan ternyata Ma ga sendirian sama sekali.
We all mourn for her in our own ways. That’s how much she meant to us.
Ma pribadi menunggu kapan hari dimana Ma bisa inget memori tentang nekno dengan lebih banyak senyum kangen, daripada merasa sedih atau bersalah. Juga menunggu berbagai coping yang ada di Ma sekarang ini, baik yang bagus ataupun nggak, bisa berganti dengan acceptance.
PS: Ma berangkat ke Jogja pagi ini dari Palembang, mohon doa dan selamat lebaran teman teman. Mohon maaf lahir dan bathin ya. 🙏🏼
Titip doain nekno juga ya.
0 Tanggapan to “Mudik yang bukan mudik”